BAB IV
KARANGAN ILMIAH & NON ILMIAH
4.1
Pengertian Karangan
Karangan merupakan karya tulis yang
dihasilkan dari kegiatan mengungkapkan pemikiran dan menyampaikannya melalui
media tulisan kepada orang lain untuk dipahami.
Tujuan dari pembuatan karangan ilmiah
:
a. Memberi
penjelasan
b. Memberi
komentar atau penilaian
c.
Memberi saran
d.
Menyampaikan sanggahan
e.
Membuktikan hipotesa Karangan Ilmiah atau yang sering disebut karya ilmiah
adalah karangan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki
ciri-ciri tertentu.
4.2
Macam, Sifat dan Bentuk Karangan
Ada berbagai macam karangan ilmiah, berikut
diantaranya :
1. Laporan Penelitian
Laporan yang ditulis berdasarkan penelitian.
Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas dan Universitas, laporan
ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan, dsb.
2. Skripsi
Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik
sarjana strata satu (Si).
3. Tesis
Tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik
strata dua (S2), yaitu Master.
4. Disertasi
Tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata
tiga (S3), yaitu Doktor.
5. Surat pembaca
Surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi
suatu tulisan ilmiah.
6. Laporan kasus
Tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi
dengan teori.
Sifat
Karangan
1) Lugas dan
tidak emosional
Mempunyai satu arti sehingga tidak ada tafsiran
sendiri-sendiri (interprestasi yang lain).
2) Logis
Disusun berdasarkan urutan yang konsisten.
3) Efektif
Satu kebulatan pikiran, ada penekanan dan
pengembangan.
4) Efisien
Hanya mempergunakan kata atau kalimat yang penting
dan mudah dipahami.
4.3
Ciri-Ciri
Karangan Ilmiah
Menurut Brotowidjoyo, karangan ilmiah
adalah karangan ilmu pengetahuanyang menyajikan fakta dan ditulis menurut
metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat juga berarti
tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam
bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan
yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/
keilmiahannya (Susilo, M. Eko, 1995:11).
Ciri-ciri
karangan ilmiah, yaitu :
- Sistematis
Artinya
mengikuti pola pengembangan tertentu, misalnya pola urutan, klasifikasi,
kausalitas, dan sebagainya.
- Objektif
Artinya
pembahasan suatu hasil penelitian sesuai dengan yang diteliti.3. cermat,
tepat, dan benar.
- Tidak persuasif
- Tidak argumentatif
- Tidak emotif
- Netral, artinya tidak
mengejar keuntungan sendiri atau pihak tertentu;
- Tidak melebih-lebihkan
sesuatu.
4.4
Ciri-Ciri
Karangan Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang
menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan
sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan
gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri
karangan non ilmiah, yaitu :
ü Ditulis berdasarkan
fakta pribadi
ü Fakta yang disimpulkan
subyektif
ü Gaya bahasa konotatif
dan populer
ü Tidak memuat hipotesis
ü Penyajian dibarengi
dengan sejarah
ü Bersifat imajinatif
ü Situasi didramatisir.
Sifat
Karangan Non Ilmiah :
§ Emotif
Yaitu
sedikit informasi, kemewahan dan cinta menonjol, melebihkan kebenaran, mencari
keuntungan, tidak sistematis.
§ Persuasif
Yaitu
cukup informatif, penilaian fakta tidak dengan bukti, bujukan untuk meyakinkan
pembaca, mempengaruhi sikap dan cara berpikir pembaca.
§ Diskriktif
Yaitu
informatif sebagian imaginatif dan subyektif, nampaknya dapat dipercaya,
pendapat pribadi.
§ Kritik tanpa dukungan
bukti
Yaitu
tidak memuat informasi spesifik, berisi bahasan dan kadang-kadang mendalam
tanpa bukti.
4.5
Ciri-Ciri
Karangan Ilmiah Populer
Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah
penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis
dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta
umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah
penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya
tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang
sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam karya tulis ini.
Ciri-ciri
karangan semi ilmiah atau ilmiah populer, yaitu :
§ Ditulis berdasarkan
fakta pribadi
§ Fakta yang disimpulkan
subjektif
§ Gaya bahasa formal dan
popular
§ Mementingkan diri
penulis
§ Melebih-lebihkan
sesuatu
§ Usulan-usulan bersifat
argumentatif.
§ Dan Bersifat persuasif.
Bentuk
karangan semi ilmiah :
- Artikel
- Editorial
- Opini
- Tips
- Reportase
- Resensi
buku : Bentuk kombinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap
sebuah buku.
BAB V
METODE ILMIAH
1.
Definisi
Metode
ilmiah merupakan suatu prosedur atau urutan langkah yang harus dilakukan untuk
melakukan suatu proyek ilmiah.
Metode
ilmiah juga dapat didefinisikan sebagai cara menerapkan prinsip-prinsip logis
terhadap penemuan, pengesahan dan penjelasan kebenaran (Almadk ,1939).
Metode
ilmiah merupakan suatu prosedur (urutan langkah) yang harus dilakukan untuk
melakukan suatu proyek ilmiah (science project).
Metode
ilmiah atau proses ilmiah (bahasa Inggris: scientific method) merupakan proses
keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti
fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk hipotesis dalam usahanya
untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis
tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji
berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah. (wikipedia)
2. Tujuan
Mempelajari Metode Ilmiah
a)
Untuk meningkatkan keterampilan, baik dalam menulis,
menyusun, mengambil kesimpulan maupun dalam menerapkan prinsip-prinsip yang
ada.
b)
Untuk mengorganisasikan fakta
c)
Merupakan suatu pengejaran terhadap kebenaran yang
diatur oleh pertimbangan-pertimbangan logis.
d)
Untuk mencari ilmu pengetahuan yang dimulai dari
penentuan masalah, pengumpulan data yang relevan, analisis data dan
interpretasi temuan, diakhiri dengan penarikan kesimpulan.
e)
Mendapatkan pengetahuan ilmiah (yang rasional, yang
teruji) sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.
3. Langkah-langkah
Metode Ilmiah
a.
Perumusan masalah
Pertanyaan
mengenai objek empiris yang jelas batas-batasnya serta dapat diidentifikasikan
factor-faktor yang terkait di dalamnya.
b.
Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan hipotesis
Argumentasi
yang menjelaskan hubungan yang mungkin terdapat antara berbagai factor yang
saling mengikat dan membentuk konstelasi permaslahan.
Disusun
secara rasional berdasrakan premis-premis ilmiah yang teruji kebenarannya
dengan memperhatikan faktor-faktor empiris yang relefan dengan
permasalahannya.
c.
Perumusan hipotesis
Jawaban
sementara atau dugaan jawaban pertanyaanyang diajukan yang materinya merupakan
kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan.
d.
Pengujian hipotesis
Pengumpulan
fakta-fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk memperlihatkan
apakah terdapat fakta-fakta yang mendukung hipotesis tersebut atau tidak.
e.
Penarikan kesimpulan
Penilaian
apakah sebuah hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima. Sekiranya
dalam proses pengujian terdapat fakta yang cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis
itu diterima. Dan sebaliknya sekiranya dalam proses pengujian tidak terdapat
fakta yang yang cukup yang mendukung hipotesis maka hipotesis itu ditolak.
4. Secara umum
metode penulisan ilmiah meliputi langkah-langkah berikut:
a.
Observasi Awal
Setelah topik
yang akan diteliti dalam proyek ilmiah ditentukan, langkah pertama untuk
melakukan proyek ilmiah adalah melakukan observasi awal untuk mengumpulkan
informasi segala sesuatu yang berhubungan dengan topik tersebut melalui
pengalaman, berbagai sumber ilmu pengetahuan, berkonsultasi dengan ahli yang
sesuai.
·
Gunakan semua referensi: buku, jurnal, majalah, koran,
internet, interview, dll.
·
Kumpulkan informasi dari ahli: instruktur, peneliti,
insinyur, dll.
·
Lakukan eksplorasi lain yang berhubungan dengan topik.
b.
Mengidentifikasi masalah
Permasalahan
merupakan pertanyaan ilmiah yang harus diselesaikan. Permasalahan dinyatakan
dalam pertanyaan terbuka yaitu pertanyaan dengan jawaban berupa suatu
pernyataan, bukan jawaban ya atau tidak. Sebagai contoh: Bagaimana cara
menyimpan energi surya di rumah?
·
Batasi permasalahan seperlunya agar tidak terlalu
luas.
·
Pilih permasalahan yang penting dan menarik untuk
diteliti.
·
Pilih permasalahan yang dapat diselesaikan secara
eksperimen.
c.
Merumuskan atau menyatakan hipotesis
Hipotesis
merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang penyelesaian masalah yang
diajukan dalam proyek ilmiah. Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum
penelitian yang seksama atas topik proyek ilmiah dilakukan, karenanya kebenaran
hipotesis ini perlu diuji lebih lanjut melalui penelitian yang seksama. Yang
perlu diingat, jika menurut hasil pengujian ternyata hipotesis tidak benar
bukan berarti penelitian yang dilakukan salah.
·
Gunakan pengalaman atau pengamatan lalu sebagai dasar
hipotesis
·
Rumuskan hipotesis sebelum memulai proyek eksperimen
d.
Melakukan Eksperimen
Eksperimen
dirancang dan dilakukan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Perhitungkan
semua variabel, yaitu semua yang berpengaruh pada eksperimen. Ada tiga jenis
variabel yang perlu diperhatikan pada eksperimen: variabel bebas, variabel
terikat, dan variabel kontrol.
Varibel
bebas merupakan variabel yang dapat diubah secara bebas. Variabel terikat
adalah variabel yang diteliti, yang perubahannya bergantung pada variabel
bebas. Variabel kontrol adalah variabel yang selama eksperimen dipertahankan
tetap.
·
Usahakan hanya satu variabel bebas selama eksperimen.
·
Pertahankan kondisi yang tetap pada variabel-variabel
yang diasumsikan konstan.
·
Lakukan eksperimen berulang kali untuk memvariasi
hasil.
·
Catat hasil eksperimen secara lengkap dan seksama.
e.
Menyimpulkan Hasil Eksperimen
Kesimpulan
proyek merupakan ringkasan hasil proyek eksperimen dan pernyataan bagaimana
hubungan antara hasil eksperimen dengan hipotesis. Alasan-alasan untuk hasil
eksperimen yang bertentangan dengan hipotesis termasuk di dalamnya. Jika dapat
dilakukan, kesimpulan dapat diakhiri dengan memberikan pemikiran untuk
penelitian lebih lanjut.
Jika hasil
eksperimen tidak sesuai dengan hipotesis:
·
Jangan ubah hipotesis
·
Jangan abaikan hasil eksperimen
·
Berikan alasan yang masuk akal mengapa tidak sesuai
·
Berikan cara-cara yang mungkin dilakukan selanjutnya
untuk menemukan penyebab ketidaksesuaian
·
Bila cukup waktu lakukan eksperimen sekali lagi atau
susun ulang eksperimen.
5. LANGKAH-LANGKAH METODE PENULISAN ILMIAH :
a)
Masalah: berawal dari adanya masalah yang dapat digali
dari sumber empiris dan teoretis, sebagai suatu aktivitas pendahuluan. Agar
masalah ditemukan dengan baik memerlukan fakta-fakta empiris dan diiringi
dengan penguasaan teori yang diperoleh dari mengkaji berbagai literatur
relevan.
b)
Rumusan masalah: Masalah yang ditemukan diformulasikan
dalam sebuah rumusan masalah, dan umumnya rumusan masalah disusun dalam bentuk
pertanyaan.
c)
Pengajuan hipotesis: Masalah yang dirumuskan relevan dengan
hipotesis yang diajukan. Hipotesis digali dari penelusuran referensi teoretis
dan mengkaji hasil-hasil penelitian sebelumnya.
d)
Metode/strategi pendekatan penelitian: Untuk menguji
hipotesis maka peneliti memilih metode/strategi/pendekatan/desain penelitian
yang sesuai.
e)
Menyusun instrumen penelitian: Langkah setelah
menentukan metode/strategi pendekatan, maka peneliti merancang instrumen
penelitian sebagai alat pengumpulan data, misalnya angket, pedoman wawancara,
atau pedoman observasi, dan melakukan pengujian validitas dan reliabilitas
instrumen agar instrumen memang tepat dan layak untuk mengukur variabel
penelitian.
f)
Mengumpulkan dan menganalisis data: Data penelitian
dikumpulkan dengan Instrumen yang kemudian dilakukan pengolahan dan analisis
data dengan menggunakan alat-alat uji statistik yang relevan dengan tujuan
penelitian atau pengujian secara kualitatif.
g)
Simpulan: Langkah terakhir adalah membuat simpulan
dari data yang telah dianalisis. Melalui kesimpulan maka akan terjawab rumusan
masalah dan hipotesis yang diajukan dapat dibuktikan kebenarannya.
0 komentar:
Posting Komentar